Rencana dan hasil pemilihan bagi Calon Legislatif

Rencana dan hasil pemilihan bagi Calon Legislatif 


sebuah keniscayan dalam sebuah sistem demokrasi, bahwa suara sangat menentukan jalan menuju kekuasaan, di Indonesia jalan menuju kekuasaan dalam demokrasi memakai alat yang dinamakan partai politik. 
pemilihan sistem demokrasi yang telah lama di pakai Indonesia dan dimaknai sebagai proses tentunya ditunjang dengan aturan perundang undangan sebagai basis dari pada proses menyelenggarakan demokrasi, varian varian demokrasi yang ada kemudian Indonesia memilih sistem pemilihan langsung sebagai sarana utk memilih pemimpinnya baik legislatif maupun eksekutif...
sebagaimana lazimnya pemilihan, tentunya para calon dalam hal ini calon legislatif berlomba untuk menarik calon pemilih.
Daerah Pemilihan tempat mereka bertarung tentunya dengan jumlah kursi yang direbutkan sesuai dengan jumlah penduduk perkecamatan, setiap basis pemilih perkecamatan tentunya ada perbedaan karakter, para caleg berlomba menarik simpaty pemilih dengan cara apa yang disebut dengan serangan udara (pemasangan Alat peraga) atau melalui jalur darat sosialisasi tatap muka langsung ke pemilih (dan yang ini perlu atur rytme).
pengaturan rytme tentunya di dasarkan pada cost politik (kemampuan si Caleg) sehingga di lapangan varian sosialisasi nya tentu berbeda ada yang masif ada yang santai santai saja. seperti adagium aktifis bahwa proses tidak akan mengkhianati hasil. tentunya proses yang panjang bahkan kadang membuat ngos ngosan bagi yang terlalu kencang berlari membutuhkan tenanga serta tetap menjaga semangat.. 
pengaruh ideologi parpol serta kemampuan manajeman suksesi juga berpengaruh...
dari manajemen tim kita juga akan mendapatkan setidaknya 2 karakter tim yakni tim yang tertara rapih sistemik hasilnya solid lalu ada tim yang tidak tertata rapih biasanya kadang bias koordinasi dan kadang tidak faham akan rytme suksesi, tim yang tertata rapih biasanya terkonsep dari mulai jadwal sosialisasi dan jadwal eksekusi basis pemilih dan mempunyai target sudah berbasis TPS, mereka memiliki tim sampai basis TPS agar penjagaan suara serta penarikan pemilih sudah berbasis TPS, tim yang solid jelas manajemennya profesional, kadang caleg merekrut tim atau konsultan profesional bahkan kadang mereka menyewa lembaga survey utk bahan evaluasi si calon.
tim dengan tim yang rapih juga selalu objektif dalam memberikan laporan situasi lapangan, pembentukan tim seperti ini tentunya calon harus memiliki modal kapital yang tinggi krn tim profesional bahkan konsultan byasanya menarif harga suksesi.
beranjak pada tim yang dikelola kurang profesional, bukan berarti melemahkan caln yang dikelola kirang profesional tapi hal ini didasarkan pada realita pengalaman 2014, tim yang tidak tertata rapih maka kemungkinan besar selalu berkata kepada si calon yang manis manis alias subjektif atau istilah lain asal bapak senang, manajemen pengelolaan suksesi pun terlihat asal asalan sehingga setiap pengelolaan di lapangan tidak berbanding lurus dengan hasil yang akan di capai. 
sehingga dari dua varian tim suksesi tersebut para calon akan menimbang dan mengamati akan bagaimana langkah kedepan dalam hal merebut kursi di tiap dapil, saya yakin para calon nanti legislatif akan muncul perang strategi pada akar rumput (namun tentunya bukan perang money politik) akan tetapi perang program. 
tahapan tahapan suksesi setidaknya kita bagi 3 yakni rencana (pembentukan tim, program, kapital, mental) selanjutnya tahapan perjuangan yakni tahapan memasarkan program, citra diri serta hitungan hitungan penguatan basis pemilih dan yang terakhir adalah hasil yakni sangat ditentukan rencana dan perjuangan tim apabila rencana dan perjuangan kurang maksimal maka hasilnya juga akan berbanding lurus dengan hasil begitupun sebaliknya.
lepas daripada itu yang paling penting penguatan saksi tentunya ini berlaku untuk partai politik, parpol haruslah menjadi jembatan bagi para calon artinya ada diantara semua calon, saksi menjadi kunci hasil di TPS.. 
akhir kata penyelenggara kita yakini akan bekerja sesuai tupoksi, karena itu komitmen penyelenggara untuk bersikap independen dan netral tentunya jangan jadi kabar burung saja, harus diawasi bukan hanya oleh pengawas tapi oleh seluruh ornamen masyarakat sehingga hasil dari pada pemilihan adalah dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diterima oleh masyarakat...
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan

No comments